Informationa

Hier werden Nachrichten über den Salafismus veröffentlicht.
Was sind Salafisten?
Hier anschauen:
http://www.youtube.com/watch?v=l5HRdwsck10
(Alle Angaben ohne Gewähr)
Diese Seite richtet sich nicht gegen Muslime und den Islam.
Diese Seite soll über den Salafismus/Islamismus/Terrorismus informieren.
Es ist wichtig über Fanatiker aufzuklären, um den Frieden und die Freiheit zu sichern.
Wir wollen in Europa mit allen Menschen friedlich zusammen leben,
egal welche Herkunft, Nationalität und Religion.


::: DOKUS :::
(Achtung: Youtube ist überschwemmt mit Videos, die salafistischen/islamistischen Einfluss besitzen.
Deshalb: Schaut euch die Accounts genau an!)

1.
[DOKU] Wie Salafisten zum Terror verleiten - 2013
https://www.youtube.com/watch?v=uM2x-vgdrKM

2.
Pulverfass Deutschland - Doku über Probleme zwischen Salafisten und Rechtsradikalen
https://www.youtube.com/watch?v=H5nOuzXJOmY

3.
Salafisten, ein finsterer Verein (heute-show)
https://www.youtube.com/watch?v=Myq48smApKs

4.
Deutsche Salafisten drangsalieren weltliche Hilfsorganisationen in Syrien | REPORT MAINZ
https://www.youtube.com/watch?v=lCext-9pu9I

5.
DIE SALAFISTEN KOMMEN
https://www.youtube.com/watch?v=uWARKJSKOP4

6.
Best of 2013 Peter Scholl Latour EZP Salafisten wird durch Saudisches Geld verbreitet!!!
https://www.youtube.com/watch?v=FmV3Z6f1BQQ

7.
Frauen im Islam
https://www.youtube.com/watch?v=mb4G6tUbkD0


8.
Gülen Bewegung
http://de.wikipedia.org/wiki/Fethullah_G%C3%BClen#Deutschland
Gefahr für Deutschland - Gülen Bewegung versucht die Unterwanderung
http://www.youtube.com/watch?v=E9Q1jS7Rw9M

9.
Islamisten oder Demokraten - Die Islamische Milli Görüs / Millî Görüş / Milli Görüş
http://www.youtube.com/watch?v=EtWjumM5G88

10.
Die türkischen Graue Wölfe (Rechtsextremismus/Islamismus)
http://www.youtube.com/watch?v=_Z9LEc4qM1I

11.
Föderation der Türkisch-Demokratischen Idealistenvereine in Deutschland
(türkisch Almanya Demokratik Ülkücü Türk Dernekleri Federasyonu, ADÜTDF; kurz auch Türk Federasyon, dt. „Türkische Föderation“)
http://de.wikipedia.org/wiki/F%C3%B6deration_der_T%C3%BCrkisch-Demokratischen_Idealistenvereine_in_Deutschland



http://de.wikipedia.org/wiki/Salafismus
http://de.wikipedia.org/wiki/Islamismus
http://de.wikipedia.org/wiki/Mill%C3%AE_G%C3%B6r%C3%BC%C5%9F

http://boxvogel.blogspot.de

::: DOKUS ENDE :::


http://salafisten-salafismus.blogspot.com
https://www.google.de/#q=salafisten
http://islamismus-islamisten-salafisten.blogspot.com
http://islamisten-salafisten.blogspot.com
https://www.google.de/#q=islamismus
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://islamismus-salafismus.blogspot.com
http://islamismus2.wordpress.com
https://www.google.de/#q=islamismus
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://salafismus2.wordpress.com
https://www.google.de/#q=islamisten
https://www.google.de/#q=salafisten
http://salafisten2.wordpress.com
https://www.google.de/#q=islamismus
http://islamisten2.wordpress.com
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://salafisten.blogspot.de
https://www.google.de/#q=salafisten
http://salafistenfacebook.blogspot.de
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://salafisteninyoutube.blogspot.de
https://www.google.de/#q=islamisten
http://salafismus.blogspot.de
https://www.google.de/#q=salafismus
http://salafismusinfacebook.blogspot.de
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://salafismusinyoutube.blogspot.de
http://scharia-strafen.blogspot.com
https://www.google.de/#q=salafismus
https://www.google.de/#q=islamismus
http://quran-hoeren-karim-mp3-deutsch.blogspot.com
https://www.google.de/#q=islamismus
http://mohammed-islam-koran-quran.blogspot.com
https://www.google.de/#q=salafismus
https://www.google.de/#q=islamisten
http://islam-symbol-gebet-moschee.blogspot.com
https://www.google.de/#q=islamismus
http://islam-referat-entstehung-koran.blogspot.com
https://www.google.de/#q=islamisten
http://scharia-in-deutschland-islam-koran.blogspot.com
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://scharia-steinigung-scharia-gesetze.blogspot.com
http://islamisten-islamismus.blogspot.com
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://gebetszeiten-islam-akte-islam.blogspot.com
https://www.google.de/#q=salafismus
http://frauen-im-islam-koran-quran.blogspot.com
http://sehitlik-groesste-moschee-islam.blogspot.com
https://www.google.de/#q=salafismus
http://frauen-unter-der-scharia-politik.blogspot.com
http://koran-online-mp3-frauen-suren.blogspot.com
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://was-bedeutet-salafismus.blogspot.com
http://quran-download-islamway-flash.blogspot.com
http://minarett-moschee-koeln.blogspot.com
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://kaaba-blaue-moschee.blogspot.com
http://muenchen-moschee-gebetsruf-islam.blogspot.com
https://www.google.de/#q=islamisten
http://koran-auf-deutsch-hoeren-pdf.blogspot.com
https://www.google.de/#q=milli+g%C3%B6r%C3%BCs
http://islamismus-islamisten.blogspot.com
https://www.google.de/#q=islamismus

Islam Koran Moschee

Übersicht für 76j4725235b235b891248jv1@googlegroups.com - 25 Nachrichten in 25 Themen

Gruppe: http://groups.google.com/group/76j4725235b235b891248jv1/topics

 mujahid - Social Mention: Pangdam: Jika TNI Ingin Ditakuti Lawan, Ambillah Pelajaran dari Amrozi Berita Terkait JAKARTA SELATAN (voa-islam.com) – Dalam rangka memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang pentingnya pelatihan militer dalam Islam (i'dad), maka Al Tsauroh Institute mengadakan Seminar Nasional pada hari Selasa (19/11/13) di Gedung Sucofindo Jl Pasar Minggu Jakarta Selatan, dengan tema "Pelahan Militer Dalam Perspektif Islam". Masih dengan penjelasan Ustadz Said Sungkar, da'i dan mujahid asal Pekalongan ini begitu antusias dalam memberikan masukan yang beliau ambil dari pengalamannya dalam hal jihad. Beliau mengutip perkataan seorang pangdam yang mengakui kehebatan mujahidin Indonesia, yaitu Amrozi. Dari mana lagi kekuatan itu kalau bukan dari keimanan seorang hamba kepada Rabb-Nya. Dengan membacakan ayat yang berkaitan dengan pertolongan Allah kepada mujahidin, Ustadz Sungkar berkata seraya mengutip perkataan pangdam tersebut, "Maka saya tidak bisa melupakakan ucapan bapak Joko Widodo ketika menjadi Pangap ataupun Pangdam ia berkata apabila ingin TNI ditakuti oleh lawan, ambillah pelajaran dari Amrozi. Amrozi dihukum mati dia senyum, dia sujud syukur. Tapi Kopassus dihukum 2 tahun sudah pingsan di Aceh. Ini membuktikan bahwa lawan pun mengakui kekuatan jihad tidak akan dapat untuk dikalahkan" tegas beliau.[usamah]
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 11:17PM  

    mujahid - Social Mention
     
     
     
    Pangdam: Jika TNI Ingin Ditakuti Lawan, Ambillah Pelajaran dari Amrozi Berita Terkait JAKARTA SELATAN (voa-islam.com) – Dalam rangka memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang pentingnya pelatihan militer dalam Islam (i'dad), maka Al Tsauroh Institute mengadakan Seminar Nasional pada hari Selasa (19/11/13) di Gedung Sucofindo Jl Pasar Minggu Jakarta Selatan, dengan tema "Pelahan Militer Dalam Perspektif Islam". Masih dengan penjelasan Ustadz Said Sungkar, da'i dan mujahid asal Pekalongan ini begitu antusias dalam memberikan masukan yang beliau ambil dari pengalamannya dalam hal jihad. Beliau mengutip perkataan seorang pangdam yang mengakui kehebatan mujahidin Indonesia, yaitu Amrozi. Dari mana lagi kekuatan itu kalau bukan dari keimanan seorang hamba kepada Rabb-Nya. Dengan membacakan ayat yang berkaitan dengan pertolongan Allah kepada mujahidin, Ustadz Sungkar berkata seraya mengutip perkataan pangdam tersebut, "Maka saya tidak bisa melupakakan ucapan bapak Joko Widodo ketika menjadi Pangap ataupun Pangdam ia berkata apabila ingin TNI ditakuti oleh lawan, ambillah pelajaran dari Amrozi. Amrozi dihukum mati dia senyum, dia sujud syukur. Tapi Kopassus dihukum 2 tahun sudah pingsan di Aceh. Ini membuktikan bahwa lawan pun mengakui kekuatan jihad tidak akan dapat untuk dikalahkan" tegas beliau.[usamah]
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100000760923531&v=wall&story_fbid=608357532532939
    Nov 20th 2013, 23:14
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/GkJ4T2

     

 jihad - Social Mention: ~ Surga yang diinginkan sama,~ Namun mujahid palestina meraihnya dengan jihad, sementara sebagian kita sholat saja ditunda2, sebagian muslimah kenakan hijab saja berat. ~ Surga yang diinginkan persis, Namun militan siria meraihnya dengan syahid, sementara kita sedekah saja pelit. ~ Surga yang dimaksud serupa, Namun anak-anak gaza membelinya dengan hafalan, sementara anak-anak kita diajarkan nyanyian. ~ Surga yang diharap itu-itu saja, Bunda di iraq dapatkan dengan mendidik anaknya angkat senjata, sedang kita didik anak kita tutup mata. ~ Surga dipinta dalam doa tak berbeda, Muslim rohingya menukarnya dengan tangisan, sementara kita menangis karena putus pacaran. ~ Bila satu saat ALLAH menanyakan "apa alasan-Ku agar memasukkanmu dalam surga-Ku?" tentu mujahid palestina, iraq, siria punya jawabnya. ~ Mari bertanya, "apa alasan yg akan kita kemukakan pada ALLAH hingga layak surga-Nya bagi kita?" bandingkan dengan pengorbanan mereka. -ustadz felix s-
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 08:58AM  

    jihad - Social Mention
     
     
     
    ~ Surga yang diinginkan sama,~ Namun mujahid palestina meraihnya dengan jihad, sementara sebagian kita sholat saja ditunda2, sebagian muslimah kenakan hijab saja berat. ~ Surga yang diinginkan persis, Namun militan siria meraihnya dengan syahid, sementara kita sedekah saja pelit. ~ Surga yang dimaksud serupa, Namun anak-anak gaza membelinya dengan hafalan, sementara anak-anak kita diajarkan nyanyian. ~ Surga yang diharap itu-itu saja, Bunda di iraq dapatkan dengan mendidik anaknya angkat senjata, sedang kita didik anak kita tutup mata. ~ Surga dipinta dalam doa tak berbeda, Muslim rohingya menukarnya dengan tangisan, sementara kita menangis karena putus pacaran. ~ Bila satu saat ALLAH menanyakan "apa alasan-Ku agar memasukkanmu dalam surga-Ku?" tentu mujahid palestina, iraq, siria punya jawabnya. ~ Mari bertanya, "apa alasan yg akan kita kemukakan pada ALLAH hingga layak surga-Nya bagi kita?" bandingkan dengan pengorbanan mereka. -ustadz felix s-
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=1622513678&v=wall&story_fbid=10200597031441222
    Nov 20th 2013, 08:52
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/knvV6y

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 10:47PM  

    sharia - Social Mention
     
     
     
    moderate muslims are hypocrites
    http://www.reddit.com/r/exmuslim/comments/1r2qmt/moderate_muslims_are_hypocrites/
    Nov 20th 2013, 18:34
     
    Is it wrong that I have more respect for so-called islamists/terrorists then casual 'moderate' muslims? If you're a 'moderate' muslim, then you are not a muslim anymore. moderate muslims are condemning islamists for adhering/following their same religion more literally and thoroughly, 'modern' muslims don't want a sharia state when infact that is the goal of islam etc etc. Either be a muslim or don't be one. But stop picking and choosing as the Quran is the word of god according to you. Does this annoy anybody else? submitted by bonethug180 to exmuslim [link] [14 comments]
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/fmPW1b

     

 tauhid - Social Mention: El concepto de monoteísmo (conocido como 'tauhid' en árabe) es el concepto más importante en el Islam. El monoteísmo señala al primero de los Diez Mandamientos, y en el Islam todo se construye en torno a la unicidad de Dios. El Islam llama a que la humanidad se aleje de adorar cualquier ser creado y convoca a adorar al Único y Verdadero Dios. Ningún acto de adoración o devoción tiene significado o valor alguno si compromete el concepto de monoteísmo de alguna manera. Debido a su importancia, el concepto de monoteísmo (unidad y singularidad divina) debe ser entendido plena y correctamente. Para facilitar la exposición, el monoteísmo puede observarse desde tres perspectivas: a.La Unicidad de Dios y Su Dominio (Omnipotencia) b.La Devoción de todo acto de adoración al Único Dios. c.El Carácter Único y la Unicidad de Dios en Sus Nombres y Atributos. Esta división no representa en absoluto la única manera de encarar el tema de que Dios es uno y único, pero permite que el tema pueda analizarse y discutirse más fácilmente (el monoteísmo es la clave para entender el Islam, y se recomienda refrescar ese concepto cada tanto).
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 09:54PM  

    tauhid - Social Mention
     
     
     
    El concepto de monoteísmo (conocido como 'tauhid' en árabe) es el concepto más importante en el Islam. El monoteísmo señala al primero de los Diez Mandamientos, y en el Islam todo se construye en torno a la unicidad de Dios. El Islam llama a que la humanidad se aleje de adorar cualquier ser creado y convoca a adorar al Único y Verdadero Dios. Ningún acto de adoración o devoción tiene significado o valor alguno si compromete el concepto de monoteísmo de alguna manera. Debido a su importancia, el concepto de monoteísmo (unidad y singularidad divina) debe ser entendido plena y correctamente. Para facilitar la exposición, el monoteísmo puede observarse desde tres perspectivas: a.La Unicidad de Dios y Su Dominio (Omnipotencia) b.La Devoción de todo acto de adoración al Único Dios. c.El Carácter Único y la Unicidad de Dios en Sus Nombres y Atributos. Esta división no representa en absoluto la única manera de encarar el tema de que Dios es uno y único, pero permite que el tema pueda analizarse y discutirse más fácilmente (el monoteísmo es la clave para entender el Islam, y se recomienda refrescar ese concepto cada tanto).
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100006941220363&v=wall&story_fbid=1395596724015022
    Nov 20th 2013, 21:10
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/GrgmBy

     

 dawa - Social Mention: Siedzi sobie dziewczyna na ławce w parku i przeklina - O kurwa jego mać! Idzie chłopak i to słyszy i mówi do niej: - Słuchaj, panna jesteś i nie pasuje żebyś przeklinała jak szewc. A ona: - Siadaj koło mnie to Ci powiem dlaczego... Chłopak siadł i dziewczyna powiedziała mu do ucha. Chłopak zaczął przeklinać: - Do chuja wafla! Niech to kutas pogryzie! Usłyszała to przechodząca obok babcia i mówi do chłopaka żeby nie przeklinał, bo to nieładnie i niekulturalnie on na to: - Niech babcia usiądzie przy mnie to powiem babci. Babcia usiadła i chłopak powiedział jej do ucha i babcia zaczęła przeklinać: - O w pizdę! Spierdolona dola... Usłyszał to dziadek, który przechodził obok i mówi do babci: - Wstydziłaby się babcia taki przykład młodym dawać. A ona na to, aby dziadek usiadł obok niej to mu powie dlaczego. Dziadek usiadł a babcia mówi: - Ta ławka jest świeżo malowana...
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 08:51AM  

    dawa - Social Mention
     
     
     
    Siedzi sobie dziewczyna na ławce w parku i przeklina - O kurwa jego mać! Idzie chłopak i to słyszy i mówi do niej: - Słuchaj, panna jesteś i nie pasuje żebyś przeklinała jak szewc. A ona: - Siadaj koło mnie to Ci powiem dlaczego... Chłopak siadł i dziewczyna powiedziała mu do ucha. Chłopak zaczął przeklinać: - Do chuja wafla! Niech to kutas pogryzie! Usłyszała to przechodząca obok babcia i mówi do chłopaka żeby nie przeklinał, bo to nieładnie i niekulturalnie on na to: - Niech babcia usiądzie przy mnie to powiem babci. Babcia usiadła i chłopak powiedział jej do ucha i babcia zaczęła przeklinać: - O w pizdę! Spierdolona dola... Usłyszał to dziadek, który przechodził obok i mówi do babci: - Wstydziłaby się babcia taki przykład młodym dawać. A ona na to, aby dziadek usiadł obok niej to mu powie dlaczego. Dziadek usiadł a babcia mówi: - Ta ławka jest świeżo malowana...
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100003777586234&v=wall&story_fbid=368364176632832
    Nov 20th 2013, 08:46
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/SdNd3G

     

 Islamreligion.com - Social Mention: As Cores Unidas do Islã (parte 1 de 3) Descrição: A igualdade racial do Islã e exemplos práticos da história. Parte 1: Racismo na tradição judaico-cristã. Por AbdurRahman Mahdi, www.Quran.nu, (editado por IslamReligion.com) Publicado em 01 Mar 2010 - Última modificação em 20 May 2012 Visualizado: 5893 (média diária: 4) - Classificação: 3.5 de 5 - Classificado por: 6 Impresso: 241 - Enviado por email: 0 - Comentado em: 0 Categoria: Artigos > Atualidades > Direitos Humanos Categoria: Artigos > Os Benefícios do Islã > Benefícios para a Sociedade "Deus disse: Que foi que te impediu de prostrar-te, embora to tivéssemos ordenado? Respondeu: Sou superior a ele; a mim criaste do fogo, e a ele do barro." (Alcorão 7:12) Assim começa a história de racismo. Satanás se considerou superior a Adão por causa de sua origem. Desde aquele dia Satanás tem desencaminhado muitos descendentes de Adão para que também acreditem que são superiores a outros, fazendo com que persigam e explorem seus semelhantes. Com muita frequência a religião é usada para justificar o racismo. O Judaísmo, por exemplo, apesar de suas origens no Oriente Médio, passa facilmente como uma religião ocidental; mas a entrada de judeus em todos os níveis da sociedade ocidental de fato trai a realidade elitista do Judaísmo. Uma leitura piedosa do verso bíblico: "Não existe nenhum Deus em todo o mundo, exceto em Israel." (2 Reis 5:15) ... sugere que naqueles dias Deus não era adorado, exceto pelos israelitas. Entretanto, o Judaísmo hoje se mantém centrado em sua ostentação de superioridade racial "escolhida". "Dize: Ó judeus, se pretendeis ser os favorecidos de Deus, em detrimento dos demais humanos, desejai, então, a morte, se estais certos!" (Alcorão 62:6) De modo inverso, embora a maioria dos cristãos seja esmagadoramente de não-judeus, Jesus, como o último dos profetas israelitas, foi enviado apenas para os judeus.[1] "E quando Jesus, filho de Maria, disse: 'Ó Filhos de Israel! Em verdade, sou o mensageiro de Deus, enviado a vós, corroborante de tudo quanto a Tora antecipou no tocante às predições, e alvissareiro de um Mensageiro que virá depois de mim, cujo nome será Ahmad[2]!" (Alcorão 61:6) E, da mesma forma, todo profeta foi enviado exclusivamente para seu próprio povo[3]. Todo profeta, exceto Muhammad. "Dize (Ó Muhammad): "Ó humanos! Sou o Mensageiro de Deus enviado para toda a humanidade" (Alcorão 7:158) Como Muhammad foi o Profeta e Mensageiro final de Deus sua missão foi universal, pretendida não só para sua própria nação, os árabes, mas para todos os povos do mundo. O Profeta disse: "Todos os outros profetas foram enviados exclusivamente para suas nações, enquanto que eu fui enviado para toda a humanidade." (Saheeh Al-Bukhari) "E não te enviamos, senão como universal (Mensageiro), alvissareiro e admoestador para os humanos; porém, a maioria dos humanos o ignora." (Alcorão 34:29) Bilal, o Abissínio Um dos primeiros a aceitar o Islã foi um escravo abissínio chamado Bilal. Tradicionalmente os negros africanos eram um povo inferior aos olhos dos árabes, que achavam que eles tinham pouco uso além da diversão e escravidão. Quando Bilal abraçou o Islã seu mestre pagão o torturou brutalmente no deserto escaldante até que Abu Bakr, o amigo mais próximo do Profeta, o resgatou comprando sua liberdade. O Profeta nomeou Bilal para chamar os crentes para a oração. O athan ouvido dos minaretes em todos os cantos do mundo desde então, ecoa as mesmas palavras exatas recitadas por Bilal. Assim, aquele que antes era escravo humilde conquistou a honra única de ser o primeiro muezim do Islã. "E de fato honramos os filhos de Adão…" (Alcorão 17:70) Os românticos ocidentais aclamam a antiga Grécia como o berço da democracia.[4] A realidade era que, como escravos e mulheres, a vasta maioria dos atenienses tinham negado o direito de eleger seus governantes. Ainda assim, o Islã ordenou que um servo pudesse ser um governante! O Profeta respondeu: "Obedeça a seu governante mesmo que seja um escravo abissínio." (Ahmad) Footnotes: [1] A Bíblia concorda. Relata-se que Jesus disse: "Fui enviado para as ovelhas perdidas da Casa de Israel". (Mateus 15:245). Assim, cada um de seus famosos doze discípulos era um judeu israelita. A única passagem bíblica na qual Jesus lhes diz para: "Vão e preguem a todas as nações, batizando-as em nome do Pai, do Filho e do Espírito Santo." (Mateus 28:19), comumente citada para provar a missão gentílica e também a Trindade, não é encontrada em qualquer manuscrito anterior ao século 16, e é considerada "uma fraude piedosa." [2] Um dos nomes de Muhammad, que Deus o louve. [3] E enviamos para todas as nações um mensageiro (dizendo): Adorai a Deus somente e afastai-vos das falsas divindades. (Alcorão 16:36) [4] A democracia é uma invenção do Oriente Médio, vista pela primeira vez na civilização de Ebla no terceiro milênio AC e então na Fenícia e Mesopotâmica durante o século 11 AC. Não apareceu em Atenas até o décimo-quinto século AC. As Cores Unidas do Islã (parte 2 de 3) Descrição: A igualdade racial do Islã e exemplos práticos da história. Parte 2: Exemplos da época do Profeta. Por AbdurRahman Mahdi, www.Quran.nu, (editado por IslamReligion.com) Publicado em 08 Mar 2010 - Última modificação em 22 Jun 2010 Visualizado: 4374 (média diária: 3) - Classificação: 1 de 5 - Classificado por: 1 Impresso: 260 - Enviado por email: 0 - Comentado em: 0 Categoria: Artigos > Atualidades > Direitos Humanos Categoria: Artigos > Os Benefícios do Islã > Benefícios para a Sociedade Salman, o Persa Como a maioria de seus conterrâneos, Salman foi educado como um zoroastrino devoto. Entretanto, após um encontro com alguns cristãos em adoração, ele aceitou o Cristianismo como "algo melhor". Salman então viajou extensivamente em busca de conhecimento, do serviço de um monge sábio a outro, o último deles disse: "Ó filho! Não conheço ninguém que tenha o mesmo credo que nós. Entretanto, o tempo da emergência de um Profeta está próximo. Este Profeta é da religião de Abraão." O monge então prosseguiu descrevendo esse profeta, seu caráter e onde ele apareceria. Salman migrou para a Arábia, a terra da profecia, e quando ouviu sobre Muhammad e o encontrou, imediatamente o reconheceu a partir das descrições de seu mestre e abraçou o Islã. Salman se tornou renomado por seu conhecimento e foi a primeira pessoa a traduzir o Alcorão em outro idioma, o persa. Uma vez, enquanto o Profeta estava entre seus Companheiros, o seguinte lhe foi revelado: "Ele foi Quem escolheu, entre os iletrados, um Mensageiro da sua estirpe, para ditar-lhes os Seus versículos, consagrá-los e ensinar-lhes o Livro e a sabedoria, porque antes estavam em evidente erro. E ensinar aos outros (não-árabes) que o sucederão, porque Ele é o Poderoso, o Prudentíssimo." (Alcorão 62:2-3) O Mensageiro de Deus então colocou sua mão sobre Salman e disse: "Mesmo que a Fé estivesse próxima das estrelas de Plêiades, um homem dentre esses (persas) certamente a alcançaria." (Saheeh Muslim) Suhaib, o Romano Suhaib nasceu de forma privilegiada na casa luxuosa de seu pai, que era um governador dependente do imperador persa. Enquanto era criança Suhaib foi capturado pelos invasores bizantinos e vendido como escravo em Constantinopla. Suhaib finalmente escapou da escravidão e fugiu para Meca, um local popular de refúgio, onde logo se tornou um mercador próspero apelidado de "ar-Rumi", o romano, devido ao seu idioma e educação bizantinos. Quando Suhaib ouviu Muhammad pregar, foi imediatamente convencido da verdade de sua mensagem e abraçou o Islã. Como todos os primeiros muçulmanos, Suhaib foi perseguido pelos pagãos de Meca. Então ele negociou toda sua riqueza em troca de passagem segura para se unir ao Profeta em Medina, onde o Profeta, satisfeito ao ver Suhaib, o saudou três vezes: "Seu negócio deu frutos, Ó Suhaib! Seu negócio deu frutos!" Deus tinha informado ao Profeta da proeza de Suhaib antes de se reunirem com essa revelação: "Entre os homens há também aquele que se sacrifica para obter a complacência de Deus, porque Deus é Compassivo para com os servos." (Alcorão 2:207) O Profeta amava muito Suhaib e o descreveu como tendo precedido a entrada dos romanos ao Islã. A piedade e reputação de Suhaib entre os primeiros muçulmanos eram tão elevadas que quando o Califa Omar estava em seu leito de morte, ele selecionou Suhaib para liderá-los até que chegassem a um acordo sobre um sucessor. Abdullah, o Hebreu Os judeus eram outra nação que os árabes preislâmicos menosprezavam. Muitos judeus e cristãos esperavam um novo profeta aparecer na Arábia durante o tempo do Profeta Muhammad. Os judeus da tribo Levita, em particular, tinham se estabelecido em grandes números nos arredores da cidade de Medina. Entretanto, quando o Profeta muito antecipado veio, não como um hebreu filho de Israel, mas como o árabe descendente de Ismael, os judeus o rejeitaram. Exceto por uns poucos, como Hussein bin Salam. Hussein era o rabino mais erudito e líder dos judeus medinenses, mas foi denunciado e vilificado por eles quando abraçou o Islã. O Profeta renomeou Hussein como "Abdullah", que significa "Servo de Deus", e deu a ele as boas novas de que estava destinado ao Paraíso. Abdullah se dirigiu aos homens de sua tribo dizendo: "Ó assembléia de judeus! Tenham consciência de Deus e aceitem o que Muhammad trouxe. Por Deus! Certamente sabem que ele é Mensageiro de Deus e podem encontrar profecias sobre ele e a menção de seu nome e características em sua Torá. De minha parte declaro que ele é o Mensageiro de Deus. Tenho fé nele e acredito que ele é verdadeiro. Eu o reconheço." Deus revelou o seguinte sobre Abdullah: "Se (o Alcorão) emana de Deus e vós o negais, e mesmo um israelita confirma a sua autenticidade e nele crê, vós (judeus) vos ensoberbeceis!" (Alcorão 46:10) Assim, entre os Companheiros do Profeta Muhammad podiam ser encontrados africanos, persas, romanos e israelitas, representantes de cada continente conhecido. Como o Profeta disse: "De fato, meus amigos e aliados não são dessa e daquela tribo. Ao invés disso, meus amigos e aliados são os piedosos, onde quer que estejam." (Saheeh Al-Bukhari, Saheeh Muslim) As Cores Unidas do Islã (parte 3 de 3) Descrição: A igualdade racial do Islã e exemplos práticos da história. Parte 3: O Hajj e a diversidade encontrada entre os muçulmanos de hoje. Por AbdurRahman Mahdi, www.Quran.nu, (editado por IslamReligion.com) Publicado em 15 Mar 2010 - Última modificação em 22 Jun 2010 Visualizado: 3983 (média diária: 3) - Classificação: 3 de 5 - Classificado por: 2 Impresso: 214 - Enviado por email: 0 - Comentado em: 0 Categoria: Artigos > Atualidades > Direitos Humanos Categoria: Artigos > Os Benefícios do Islã > Benefícios para a Sociedade Essa irmandade universal pregada pelo Islã foi advogada pelos Companheiros do Profeta depois dele. Quando o Companheiro Ubada bin as-Samit liderou uma delegação a Muqawqis, o patriarca cristão de Alexandria, o último exclamou: "Tire esse negro de minha frente e traga outro para falar comigo! ... Como podem ficar satisfeitos que um negro seja o mais destacado entre vocês? Não é mais adequado que ele esteja abaixo de vocês?" "De fato, não!" responderam os companheiros de Ubada, "Embora seja negro como se pode ver, ele é o mais destacado entre nós em posição, inteligência e sabedoria, porque o negro não é desprezado entre nós." "Em verdade, os crentes são irmãos uns dos outros..." (Alcorão 49:10) É o Hajj, ou peregrinação a Meca, que permanece o símbolo supremo da unidade e irmandade do homem. Aqui, ricos e pobres de todas as nações ficam de pé e se curvam em uníssono perante Deus no que é a maior congregação da humanidade, testemunhando as palavras do Profeta quando ele disse: "Na verdade não existe excelência de um árabe sobre um não-árabe ou de um não-árabe sobre um árabe; ou de um branco sobre um negro ou de um negro sobre um branco, exceto em piedade." (Ahmad) E isso confirma o Alcorão, que diz: "Ó humanos! Nós vos criamos de macho e fêmea e vos dividimos em povos e tribos, para reconhecerdes uns aos outros. Sabei que o mais honrado, dentre vós, ante Deus, é o mais temente. Sabei que Deus é Sapientíssimo e está bem inteirado." (Alcorão 49:13) Quanto ao nacionalismo, com sua divisão de muçulmanos em linhas étnicas ou tribais, é considerado uma inovação prejudicial. "Se vossos pais, vossos filhos, vossos irmãos, vossas esposas, vossa tribo, os bens que tenhais adquirido, o comércio, cuja estagnação temeis, e as casas nas quais residis, são-vos mais queridos do que Deus e Seu Mensageiro, bem como a luta por Sua causa, aguardai, até que Deus venha cumprir os Seus desígnios. Sabei que Ele não ilumina os rebeldes." (Alcorão 9:24) O Profeta disse: "... quem quer que lute sob a bandeira do subterfúgio, ficando furioso por causa do nacionalismo, conclamando ao nacionalismo ou dando apoio ao nacionalismo e morre, morre a morte da jahiliyah (ou seja ignorância e descrença preislâmicas)." (Saheeh Muslim) Ao invés disso, o Alcorão diz: "Enquanto os descrentes fomentaram o fanatismo - fanatismo da idolatria - em seus corações Deus infundiu o sossego em Seu Mensageiro e nos crentes..." (Alcorão 48:26) De fato, os muçulmanos constituem um único corpo e supranação, como o Profeta explicou: "A parábola dos crentes em seu amor e misericórdia mútuos é como a de um corpo vivo: se uma parte sente dor, o corpo inteiro sofre, sem dormir e com febre." (Saheeh Muslim) O Alcorão confirma essa unidade: "E, deste modo, (ó muçulmanos), constituí-vos em uma nação equilibrada..." (Alcorão 2:143) Talvez uma das maiores barreiras à aceitação do Islã da parte muitos ocidentais seja a falácia de que é uma religião primariamente para orientais ou pessoas de pele escura. Sem dúvida, injustiças raciais contra muitos negros, sejam escravos abissínios da Arábia preislâmica ou os afroamericanos do século 20, fez com que muitos abraçassem o Islã. Mas isso não vem ao caso. O próprio Profeta Muhammad era de complexão clara, descrito por seus Companheiros como sendo "branco e rosado" – uma descrição que muitas dezenas de milhões de árabes, berberes e persas crentes compartilham. Até louros de olhos azuis não são tão raros entre os habitantes do Oriente Próximo. Além disso, a Europa tem mais muçulmanos brancos nativos do que seus imigrantes "de cor". Os bósnios, por exemplo, que foram dizimados no final do século 20, mas que devido ao seu heroísmo e tradição de tolerância contribuíram muito para a paz e estabilidade dos Bálcãs. Os albaneses, descendentes dos antigos ilírios da Europa, também são majoritariamente muçulmanos. De fato, um destacado sábio muçulmano do século 20, Imame Muhammad Nasir-ud-Deen al-Albani, era, como seu título sugere, albanês. "Em verdade, criamos os humanos na melhor das formas." (Alcorão 5:4) Brancos têm sido chamados de "caucasianos" desde que antropólogos declararam que as montanhas do Cáucaso, lar dos picos mais altos da Europa, o "Berço da Raça Branca." Hoje, os nativos dessas montanhas são muçulmanos. Entre muitos, uma tribo menos conhecida de bravos montanheses e donzelas louras estão os circássios, famosos por sua bravura e beleza que, como os governantes mamelucos da Síria e Egito, ajudaram a defender o mundo civilizado e proteger suas terras sagradas dos ataques das hordas mongóis. Então existem os chechenos brutalizados, questionavelmente as criaturas de Deus mais difíceis de controlar, cuja tenacidade e resistência têm ajudado a evitar que tenham o mesmo destino dos circássios. Enquanto isso, mais de 1.000.000 de brancos caucasianos norte-europeus e americanos – anglo-saxões, francos, germanos, escandinavos e celtas incluídos – agora professam o Islã. De fato, o Islã entrou de forma pacífica em partes da Europa antes do Cristianismo, quando: "Muito tempo atrás, quando os eslavos russos ainda não tinham começado a construir igrejas cristãs no Oka, nem conquistado esses lugares em nome da civilização européia, os protobúlgaros já ouviam o Alcorão nas margens do Volga e do Kama." (Solov'ev, 1965) [Em 16 de maio de 922 o Islã se tornou a religião de estado oficial dos protobúlgaros do Volga, com os quais os búlgaros de hoje compartilham uma ancestralidade comum.] Toda fé além do Islã chama para a adoração da criação de algum modo, aspecto ou forma. Além disso, raça e cor desempenham um papel central e divisor em quase todos os sistemas de crença não-islâmicos. Uma deificação cristã de Jesus e dos santos ou uma deificação budista de Buda e os dalai lamas têm pessoas de uma raça e cor particular sendo adorada em detrimento de Deus. No Judaísmo, a salvação é negada aos gentios não-judeus. O sistema de castas do Hinduísmo, da mesma forma, restringe as aspirações econômicas, sociopolíticas e espirituais das castas mais baixas e "impuras". O Islã, entretanto, busca unir e unificar todas as criaturas do mundo com base na Unidade e Unicidade de seu Criador. Sendo assim, somente o Islã libera todas as pessoas, raças e cores na adoração de Deus somente. "E entre os Seus sinais está a criação dos céus e da terra, as variedades dos vossos idiomas e das vossas cores. Em verdade, nisto há sinais para os que discernem." (Alcorão 30:22)
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 01:52PM  

    Islamreligion.com - Social Mention
     
     
     
    As Cores Unidas do Islã (parte 1 de 3) Descrição: A igualdade racial do Islã e exemplos práticos da história. Parte 1: Racismo na tradição judaico-cristã. Por AbdurRahman Mahdi, www.Quran.nu, (editado por IslamReligion.com) Publicado em 01 Mar 2010 - Última modificação em 20 May 2012 Visualizado: 5893 (média diária: 4) - Classificação: 3.5 de 5 - Classificado por: 6 Impresso: 241 - Enviado por email: 0 - Comentado em: 0 Categoria: Artigos > Atualidades > Direitos Humanos Categoria: Artigos > Os Benefícios do Islã > Benefícios para a Sociedade "Deus disse: Que foi que te impediu de prostrar-te, embora to tivéssemos ordenado? Respondeu: Sou superior a ele; a mim criaste do fogo, e a ele do barro." (Alcorão 7:12) Assim começa a história de racismo. Satanás se considerou superior a Adão por causa de sua origem. Desde aquele dia Satanás tem desencaminhado muitos descendentes de Adão para que também acreditem que são superiores a outros, fazendo com que persigam e explorem seus semelhantes. Com muita frequência a religião é usada para justificar o racismo. O Judaísmo, por exemplo, apesar de suas origens no Oriente Médio, passa facilmente como uma religião ocidental; mas a entrada de judeus em todos os níveis da sociedade ocidental de fato trai a realidade elitista do Judaísmo. Uma leitura piedosa do verso bíblico: "Não existe nenhum Deus em todo o mundo, exceto em Israel." (2 Reis 5:15) ... sugere que naqueles dias Deus não era adorado, exceto pelos israelitas. Entretanto, o Judaísmo hoje se mantém centrado em sua ostentação de superioridade racial "escolhida". "Dize: Ó judeus, se pretendeis ser os favorecidos de Deus, em detrimento dos demais humanos, desejai, então, a morte, se estais certos!" (Alcorão 62:6) De modo inverso, embora a maioria dos cristãos seja esmagadoramente de não-judeus, Jesus, como o último dos profetas israelitas, foi enviado apenas para os judeus.[1] "E quando Jesus, filho de Maria, disse: 'Ó Filhos de Israel! Em verdade, sou o mensageiro de Deus, enviado a vós, corroborante de tudo quanto a Tora antecipou no tocante às predições, e alvissareiro de um Mensageiro que virá depois de mim, cujo nome será Ahmad[2]!" (Alcorão 61:6) E, da mesma forma, todo profeta foi enviado exclusivamente para seu próprio povo[3]. Todo profeta, exceto Muhammad. "Dize (Ó Muhammad): "Ó humanos! Sou o Mensageiro de Deus enviado para toda a humanidade" (Alcorão 7:158) Como Muhammad foi o Profeta e Mensageiro final de Deus sua missão foi universal, pretendida não só para sua própria nação, os árabes, mas para todos os povos do mundo. O Profeta disse: "Todos os outros profetas foram enviados exclusivamente para suas nações, enquanto que eu fui enviado para toda a humanidade." (Saheeh Al-Bukhari) "E não te enviamos, senão como universal (Mensageiro), alvissareiro e admoestador para os humanos; porém, a maioria dos humanos o ignora." (Alcorão 34:29) Bilal, o Abissínio Um dos primeiros a aceitar o Islã foi um escravo abissínio chamado Bilal. Tradicionalmente os negros africanos eram um povo inferior aos olhos dos árabes, que achavam que eles tinham pouco uso além da diversão e escravidão. Quando Bilal abraçou o Islã seu mestre pagão o torturou brutalmente no deserto escaldante até que Abu Bakr, o amigo mais próximo do Profeta, o resgatou comprando sua liberdade. O Profeta nomeou Bilal para chamar os crentes para a oração. O athan ouvido dos minaretes em todos os cantos do mundo desde então, ecoa as mesmas palavras exatas recitadas por Bilal. Assim, aquele que antes era escravo humilde conquistou a honra única de ser o primeiro muezim do Islã. "E de fato honramos os filhos de Adão…" (Alcorão 17:70) Os românticos ocidentais aclamam a antiga Grécia como o berço da democracia.[4] A realidade era que, como escravos e mulheres, a vasta maioria dos atenienses tinham negado o direito de eleger seus governantes. Ainda assim, o Islã ordenou que um servo pudesse ser um governante! O Profeta respondeu: "Obedeça a seu governante mesmo que seja um escravo abissínio." (Ahmad) Footnotes: [1] A Bíblia concorda. Relata-se que Jesus disse: "Fui enviado para as ovelhas perdidas da Casa de Israel". (Mateus 15:245). Assim, cada um de seus famosos doze discípulos era um judeu israelita. A única passagem bíblica na qual Jesus lhes diz para: "Vão e preguem a todas as nações, batizando-as em nome do Pai, do Filho e do Espírito Santo." (Mateus 28:19), comumente citada para provar a missão gentílica e também a Trindade, não é encontrada em qualquer manuscrito anterior ao século 16, e é considerada "uma fraude piedosa." [2] Um dos nomes de Muhammad, que Deus o louve. [3] E enviamos para todas as nações um mensageiro (dizendo): Adorai a Deus somente e afastai-vos das falsas divindades. (Alcorão 16:36) [4] A democracia é uma invenção do Oriente Médio, vista pela primeira vez na civilização de Ebla no terceiro milênio AC e então na Fenícia e Mesopotâmica durante o século 11 AC. Não apareceu em Atenas até o décimo-quinto século AC. As Cores Unidas do Islã (parte 2 de 3) Descrição: A igualdade racial do Islã e exemplos práticos da história. Parte 2: Exemplos da época do Profeta. Por AbdurRahman Mahdi, www.Quran.nu, (editado por IslamReligion.com) Publicado em 08 Mar 2010 - Última modificação em 22 Jun 2010 Visualizado: 4374 (média diária: 3) - Classificação: 1 de 5 - Classificado por: 1 Impresso: 260 - Enviado por email: 0 - Comentado em: 0 Categoria: Artigos > Atualidades > Direitos Humanos Categoria: Artigos > Os Benefícios do Islã > Benefícios para a Sociedade Salman, o Persa Como a maioria de seus conterrâneos, Salman foi educado como um zoroastrino devoto. Entretanto, após um encontro com alguns cristãos em adoração, ele aceitou o Cristianismo como "algo melhor". Salman então viajou extensivamente em busca de conhecimento, do serviço de um monge sábio a outro, o último deles disse: "Ó filho! Não conheço ninguém que tenha o mesmo credo que nós. Entretanto, o tempo da emergência de um Profeta está próximo. Este Profeta é da religião de Abraão." O monge então prosseguiu descrevendo esse profeta, seu caráter e onde ele apareceria. Salman migrou para a Arábia, a terra da profecia, e quando ouviu sobre Muhammad e o encontrou, imediatamente o reconheceu a partir das descrições de seu mestre e abraçou o Islã. Salman se tornou renomado por seu conhecimento e foi a primeira pessoa a traduzir o Alcorão em outro idioma, o persa. Uma vez, enquanto o Profeta estava entre seus Companheiros, o seguinte lhe foi revelado: "Ele foi Quem escolheu, entre os iletrados, um Mensageiro da sua estirpe, para ditar-lhes os Seus versículos, consagrá-los e ensinar-lhes o Livro e a sabedoria, porque antes estavam em evidente erro. E ensinar aos outros (não-árabes) que o sucederão, porque Ele é o Poderoso, o Prudentíssimo." (Alcorão 62:2-3) O Mensageiro de Deus então colocou sua mão sobre Salman e disse: "Mesmo que a Fé estivesse próxima das estrelas de Plêiades, um homem dentre esses (persas) certamente a alcançaria." (Saheeh Muslim) Suhaib, o Romano Suhaib nasceu de forma privilegiada na casa luxuosa de seu pai, que era um governador dependente do imperador persa. Enquanto era criança Suhaib foi capturado pelos invasores bizantinos e vendido como escravo em Constantinopla. Suhaib finalmente escapou da escravidão e fugiu para Meca, um local popular de refúgio, onde logo se tornou um mercador próspero apelidado de "ar-Rumi", o romano, devido ao seu idioma e educação bizantinos. Quando Suhaib ouviu Muhammad pregar, foi imediatamente convencido da verdade de sua mensagem e abraçou o Islã. Como todos os primeiros muçulmanos, Suhaib foi perseguido pelos pagãos de Meca. Então ele negociou toda sua riqueza em troca de passagem segura para se unir ao Profeta em Medina, onde o Profeta, satisfeito ao ver Suhaib, o saudou três vezes: "Seu negócio deu frutos, Ó Suhaib! Seu negócio deu frutos!" Deus tinha informado ao Profeta da proeza de Suhaib antes de se reunirem com essa revelação: "Entre os homens há também aquele que se sacrifica para obter a complacência de Deus, porque Deus é Compassivo para com os servos." (Alcorão 2:207) O Profeta amava muito Suhaib e o descreveu como tendo precedido a entrada dos romanos ao Islã. A piedade e reputação de Suhaib entre os primeiros muçulmanos eram tão elevadas que quando o Califa Omar estava em seu leito de morte, ele selecionou Suhaib para liderá-los até que chegassem a um acordo sobre um sucessor. Abdullah, o Hebreu Os judeus eram outra nação que os árabes preislâmicos menosprezavam. Muitos judeus e cristãos esperavam um novo profeta aparecer na Arábia durante o tempo do Profeta Muhammad. Os judeus da tribo Levita, em particular, tinham se estabelecido em grandes números nos arredores da cidade de Medina. Entretanto, quando o Profeta muito antecipado veio, não como um hebreu filho de Israel, mas como o árabe descendente de Ismael, os judeus o rejeitaram. Exceto por uns poucos, como Hussein bin Salam. Hussein era o rabino mais erudito e líder dos judeus medinenses, mas foi denunciado e vilificado por eles quando abraçou o Islã. O Profeta renomeou Hussein como "Abdullah", que significa "Servo de Deus", e deu a ele as boas novas de que estava destinado ao Paraíso. Abdullah se dirigiu aos homens de sua tribo dizendo: "Ó assembléia de judeus! Tenham consciência de Deus e aceitem o que Muhammad trouxe. Por Deus! Certamente sabem que ele é Mensageiro de Deus e podem encontrar profecias sobre ele e a menção de seu nome e características em sua Torá. De minha parte declaro que ele é o Mensageiro de Deus. Tenho fé nele e acredito que ele é verdadeiro. Eu o reconheço." Deus revelou o seguinte sobre Abdullah: "Se (o Alcorão) emana de Deus e vós o negais, e mesmo um israelita confirma a sua autenticidade e nele crê, vós (judeus) vos ensoberbeceis!" (Alcorão 46:10) Assim, entre os Companheiros do Profeta Muhammad podiam ser encontrados africanos, persas, romanos e israelitas, representantes de cada continente conhecido. Como o Profeta disse: "De fato, meus amigos e aliados não são dessa e daquela tribo. Ao invés disso, meus amigos e aliados são os piedosos, onde quer que estejam." (Saheeh Al-Bukhari, Saheeh Muslim) As Cores Unidas do Islã (parte 3 de 3) Descrição: A igualdade racial do Islã e exemplos práticos da história. Parte 3: O Hajj e a diversidade encontrada entre os muçulmanos de hoje. Por AbdurRahman Mahdi, www.Quran.nu, (editado por IslamReligion.com) Publicado em 15 Mar 2010 - Última modificação em 22 Jun 2010 Visualizado: 3983 (média diária: 3) - Classificação: 3 de 5 - Classificado por: 2 Impresso: 214 - Enviado por email: 0 - Comentado em: 0 Categoria: Artigos > Atualidades > Direitos Humanos Categoria: Artigos > Os Benefícios do Islã > Benefícios para a Sociedade Essa irmandade universal pregada pelo Islã foi advogada pelos Companheiros do Profeta depois dele. Quando o Companheiro Ubada bin as-Samit liderou uma delegação a Muqawqis, o patriarca cristão de Alexandria, o último exclamou: "Tire esse negro de minha frente e traga outro para falar comigo! ... Como podem ficar satisfeitos que um negro seja o mais destacado entre vocês? Não é mais adequado que ele esteja abaixo de vocês?" "De fato, não!" responderam os companheiros de Ubada, "Embora seja negro como se pode ver, ele é o mais destacado entre nós em posição, inteligência e sabedoria, porque o negro não é desprezado entre nós." "Em verdade, os crentes são irmãos uns dos outros..." (Alcorão 49:10) É o Hajj, ou peregrinação a Meca, que permanece o símbolo supremo da unidade e irmandade do homem. Aqui, ricos e pobres de todas as nações ficam de pé e se curvam em uníssono perante Deus no que é a maior congregação da humanidade, testemunhando as palavras do Profeta quando ele disse: "Na verdade não existe excelência de um árabe sobre um não-árabe ou de um não-árabe sobre um árabe; ou de um branco sobre um negro ou de um negro sobre um branco, exceto em piedade." (Ahmad) E isso confirma o Alcorão, que diz: "Ó humanos! Nós vos criamos de macho e fêmea e vos dividimos em povos e tribos, para reconhecerdes uns aos outros. Sabei que o mais honrado, dentre vós, ante Deus, é o mais temente. Sabei que Deus é Sapientíssimo e está bem inteirado." (Alcorão 49:13) Quanto ao nacionalismo, com sua divisão de muçulmanos em linhas étnicas ou tribais, é considerado uma inovação prejudicial. "Se vossos pais, vossos filhos, vossos irmãos, vossas esposas, vossa tribo, os bens que tenhais adquirido, o comércio, cuja estagnação temeis, e as casas nas quais residis, são-vos mais queridos do que Deus e Seu Mensageiro, bem como a luta por Sua causa, aguardai, até que Deus venha cumprir os Seus desígnios. Sabei que Ele não ilumina os rebeldes." (Alcorão 9:24) O Profeta disse: "... quem quer que lute sob a bandeira do subterfúgio, ficando furioso por causa do nacionalismo, conclamando ao nacionalismo ou dando apoio ao nacionalismo e morre, morre a morte da jahiliyah (ou seja ignorância e descrença preislâmicas)." (Saheeh Muslim) Ao invés disso, o Alcorão diz: "Enquanto os descrentes fomentaram o fanatismo - fanatismo da idolatria - em seus corações Deus infundiu o sossego em Seu Mensageiro e nos crentes..." (Alcorão 48:26) De fato, os muçulmanos constituem um único corpo e supranação, como o Profeta explicou: "A parábola dos crentes em seu amor e misericórdia mútuos é como a de um corpo vivo: se uma parte sente dor, o corpo inteiro sofre, sem dormir e com febre." (Saheeh Muslim) O Alcorão confirma essa unidade: "E, deste modo, (ó muçulmanos), constituí-vos em uma nação equilibrada..." (Alcorão 2:143) Talvez uma das maiores barreiras à aceitação do Islã da parte muitos ocidentais seja a falácia de que é uma religião primariamente para orientais ou pessoas de pele escura. Sem dúvida, injustiças raciais contra muitos negros, sejam escravos abissínios da Arábia preislâmica ou os afroamericanos do século 20, fez com que muitos abraçassem o Islã. Mas isso não vem ao caso. O próprio Profeta Muhammad era de complexão clara, descrito por seus Companheiros como sendo "branco e rosado" – uma descrição que muitas dezenas de milhões de árabes, berberes e persas crentes compartilham. Até louros de olhos azuis não são tão raros entre os habitantes do Oriente Próximo. Além disso, a Europa tem mais muçulmanos brancos nativos do que seus imigrantes "de cor". Os bósnios, por exemplo, que foram dizimados no final do século 20, mas que devido ao seu heroísmo e tradição de tolerância contribuíram muito para a paz e estabilidade dos Bálcãs. Os albaneses, descendentes dos antigos ilírios da Europa, também são majoritariamente muçulmanos. De fato, um destacado sábio muçulmano do século 20, Imame Muhammad Nasir-ud-Deen al-Albani, era, como seu título sugere, albanês. "Em verdade, criamos os humanos na melhor das formas." (Alcorão 5:4) Brancos têm sido chamados de "caucasianos" desde que antropólogos declararam que as montanhas do Cáucaso, lar dos picos mais altos da Europa, o "Berço da Raça Branca." Hoje, os nativos dessas montanhas são muçulmanos. Entre muitos, uma tribo menos conhecida de bravos montanheses e donzelas louras estão os circássios, famosos por sua bravura e beleza que, como os governantes mamelucos da Síria e Egito, ajudaram a defender o mundo civilizado e proteger suas terras sagradas dos ataques das hordas mongóis. Então existem os chechenos brutalizados, questionavelmente as criaturas de

     

 islam fatwa - Social Mention: ASAL USUL WAHABI. Yahudi sememangnya sangat diketahui dengan perangai jahatnya, memecahbelahkan manusia; dengan mebuat fahaman-fahaman yang merosakkan akidah umat Islam mahupun yang bukan Islam. Mereka mencatur dan mengatur umat Islam sesuka hati, membuatkan umat Islam terputus hubungan dengan Nabi mereka S.A.W. British, salah satu cabang atau didikan yahudi, adalah pembohong dan penipu besar. Konsep devide and rule adalah trademark mereka. Seperti yang dilakukan di Kepulauan Tanah Melayu, anak-anak yahudi ini berpakat sesama mereka dan menjajah dan memerintah di kawasan jajahan mereka. Tujuan yang sebenar adalah hendak menutup atau menyekat kemaraan Islam yang ketika itu pesat berkembang. Di Timur Tengah juga tidak terkecuali. Yahudi melalui anak-anaknya ini berperanan dengan cukup licik. Untuk merampas Haramain dari Empayar Usmaniah, memakan masa 300 tahun, pelbagai cara sudah mereka gunakan. Ahlul Bait dibunuh dan dihalau, diseksa sesuka hati; begitu sekali dendam kepada Rasulullah S.A.W. Yahudi melahirkan ajaran atau fahaman atau mazhab yang sesat, seperti Bahai, Syiah, dan Wahabi. Dalam ajaran-ajaran rekaan yahudi ini pun ada cabang-cabangnya lagi. Wahabi adalah rekaan ciptaan yahudi di Bumi Hijaz, yang kini namanya adalah Saudi. Hasil ajaran wahabi melahirkan umat Islam yang jumud, keras, kasar, dan biadab terhadap agama, lebih-lebih lagi terhadap Rasul. Ketika wahabi melalui kerajaan Bani Saud mendapatkan Haramain, ramai Ahli Sunnah yang telah dibunuh oleh mereka. Menurut cerita kawan Abuya, Syeikh Dr. Abdul Salam Al-Harras, ketika peristiwa itu berlaku, usianya baru 10 tahun. Dia dibawa lari oleh ayahnya. Katanya, mereka terpaksa melalui celahan mayat-mayat yang bergelimpangan, yang kebanyakan mereka adalah Ahlul Bait! Antara yang terkorban ialah Mufti Mekah ketika itu, Syeikh Abdullah Az-Zawawi. Wahabi menuduh umat Islam, khususnya Ahli Sunnah, sebagai sesat, bidaah, kafir, musyrik, dan diperangi serta dibunuh. Bagi kerajaan Saudi, negara Maghribi adalah negara taghut (sesat) kerana mengamalkan amalan khurafat; sedangkan di Maghribi terdapat banyak tariqat dan zawiyah yang masih menjaga nilai murni Islam. Begitulah wahabi, orang lain sesat dia sahaja yang betul, sedangkan mereka menghancurkan makam-makam para sahabat di Bumi Hijaz ini. Di belakang mereka adalah yahudi, yang membekalkan senjata kepada kerajaan wahabi ini. Diceritakan lagi oleh ahli-ahli madinah kepada kami di sini, ketika Bani Saud mengganas di Madinah, beberapa tahun jalan-jalan di Madinah seperti sungai berdarah, betapa ramainya umat Islam yang dibunuh! Sayyid Ahmad Dahlan, Mufti Kerajaan Usmaniah terakhir di Mekah, dalam kitab-kitabnya banyak menulis tentang kejahatan wahabi. Antara kitab-kitabnya, Fitnah Wahabiah, Daulah Usmaniah, dan Khulasah Kalam. Dia adalah saksi yang mencatat kejahatan wahabi dan Bani Saud merampas Kota Suci umat Islam ini. Terdapat juga kitab yang membongkar kejahatan yahudi melalui wahabi ini oleh Habib Munzir Al-Musawa, Sejarah Wahabi. Nama Wahabi ini diambil dari nama pengasasnya, Muhammad bin Abdul Wahab yang lahir di Najad tahun 1111 H / 1699 M. Dia sememangnya telah rosak pemikirannya sejak kecil lagi, bukan oleh siapa-siapa tetapi kerana banyak mengakal-akalkan agama Islam. Hingga dia ditentang oleh bapanya dan keluarganya sendiri, kerana banyak pertikaikan hal-hal beragama, terutamanya dalam soal yang berkaitan nabi S.A.W. Dia dilahirkan dalam keluarga Sunni bermazhab Hanbali. Ayahnya adalah seorang Syeikh Sunni, iaitu Syeikh Abdul Wahab Attamimi. Abangnya juga adalah ulama besar dalam mazhab Hanbali. Namun itu tidak cukup kuat untuk menyelamatkan dia daripada kesesatan. Dia banyak pertikaikan hal-hal bertawasul, sambutan Maulid Nabi, tahlil, berdoa, menziarahi kubur, dan banyak lagi. Ini dapat disedari keluarganya dan kawan-kawannya, hinggakan bapanya meminta agar anaknya dijauhi kerana fahamannya cukup merbahaya, dan dia mendapat rasa hati atau firasat bahawa anaknya akan membawa kesesatan kepada Islam. Akhirnya dia dibuang oleh keluarganya kerana kesesatannya tidak boleh dibendung lagi. Kemudian dia membawa diri dan merantau membawa fahaman rekaan akalnya. Dalam perjalanannya, dia bertemu dengan yahudi yang berhajat merosakkan Islam, Hampher namanya. Hampher adalah inteligen British di Timur Tengah. Dia berpakat dengan Ibnu Wahab ini dan berjanji membantu menyebarkan ajarannya jika membantu British di Hijaz. Maka bermulalah rancangan jahat yahudi ini dan berjalanlah ianya dengan lancar kerana adanya duri dalam daging seperti pengasas wahabi ini. Dia telah dijadikan yahudi sebagai sebahagian dalam program merosakkan Islam, selain rancangan yahudi melalui Syiah dan lain-lain. Akhirnya dia termasuk dalam rancangan yahudi melalui Bani Saud untuk merampas Bumi Hijaz, khususnya Haramain. Yahudi menjadikan Bani Saud sebagai kerajaannya dan Wahabi sebagai fahamannya. Kesesatan Wahabi sangat ditentang oleh umat Islam di masa itu, yang kebanyakannya masih berpegang kepada Ahli Sunnah Wal Jamaah. Bahkan abang Ibnu Wahab, Syeikh Sulaiman juga telah menulis buku sebagai membantah kejahatannya yang bertajuk 'Sawa'iq Ilahiah Fi Raddi 'Ala Wahabiah'. Gurunya juga turut menulis surat kepadanya supaya menarik balik kata-katanya dalam mengkafirkan umat Islam yang bertawasul, menziarahi kubur, bertahlil, menyambut Maulid Nabi, dan lain-lain amalan tariqat dalam Ahli Sunnah Wal Jamaah. "Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia bebas terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu (Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan) dan Kami masukkan ia ke dalam jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali" An-Nisa 115 Akibat tercabutnya hidayah darinya, semua golongan Ahli Sunnah telah dikafirkannya, termasuklah keluarganya dan guru-gurunya. Dia cukup bebas menyebarkan ajarannya, kerana disokong oleh British dan Bani Saud ini. Yahudi menggunakan bonekanya untuk meluaskan ajaran dan fahaman yang rosak ini. Bagi umat Islam yang lemah dan kuat jiwa agamanya, fahaman ini bersesuaian dengan jiwa mereka. Sebab itulah fahaman wahabi ini juga digelar fahaman muda. Dia akhirnya berkahwin dengan anak perempuan kepada pengasas Kerajaan Saudi, iaitu Muhammad bin Saud. Maka berkembanglah lagi ajaran yahudi ini ke Bumi Hijaz, kerana ketika itu Kerajaan Saud sudah menguasai Hijaz kecuali Mekahh dan Madinah. Dia membuat fatwa bahawa orang Islam telah syirik setelah zaman Salafussoleh, iaitu selepas 3 kurun selepas zaman kenabian. Jadi dia membenarkan umat Islam dibunuh kerana baginya mereka tidak Islam lagi dan Syurga sebagai ganjarannya. Bani Saud yang menjadi pelaksana, ibaratnya bertemu dengan pasangan yang sama selera dengannya. Maka kejahatan mereka semakin berleluasa. Dia sepertinya semakin gilakan nama dan kuasa. Dia tidak mendakwa dirinya nabi secara terangan, namun bagi yang mahu mengikutinya mesti mengucapkan syahadah semula depannya dan membenarkan bahawa sebelum syahadah di depannya, mereka sebelum itu tidak Islam. Dia juga meminta supaya mereka mengaku bahawa sebelum itu mereka tidak Islam dan ibu bapa mereka tergolong dalam golongan kafir. Dia juga mewajibkan kepada pengikutnya bahawa ulama-ulama sebelumnya adalah mati kafir. Jika ada yang tidak menurutinya, maka akan dibunuh serta merta. Hakikatnya dia mahu mengaku dirinya adalah nabi! Dia juga berlagak seperti nabi di hadapan pengikutnya, bahkan menghina Nabi S.A.W. dan menggalakkan pengikut-pengikutnya menghina baginda S.A.W. Mereka mengejek-ngejek Nabi S.A.W. dengan mengatakan baginda sudah mati dan tidak boleh buat apa-apa dan tidak membei manfaat. Sudah jelas, dia berlagak nabi di depan pengikutya. Nerakalah tempat selayaknya bagi penghina-penghina Nabi S.A.W. Pada 1802, setelah mendapatkan ramai pengikut yang berfahaman wahabi, penganut ajaran wahabi menyerang Karbala, Iraq. Di sana terletak tempat dikebumikan jasad cucu Nabi Muhammad S.A.W., S. Husein R.A. Mereka menganggap bahawa tempat itu adalah membawa kerosakan, kesesatan dan maksiat serta menyekutukan Allah. Tak lama kemudian, mereka menyerang Madinah, menghancurkan kubah yang ada di atas kuburan di Jannah Baqi', meratakan tanda-tanda yang ada di Hujrah Nabi S.A.W. (Makam Nabi). Pada 1806 M, mereka menceroboh Mekah dan merosakkan Kiswah (Kelambu Kaabah). Kemudian memusnahkan puluhan makam di Jannah Ma'ala, termasuk makam tempat kelahiran Nabi S.A.W., tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar R.A. dan Sayyidina Ali K.W., juga makam Siti Khadijah R.A., serta masjid Abdullah bin Abbas R.A. Mereka menghancurkan masjid-masjid, makam-makam, dan tempat-tempat sejarah sambil bersorak-sorai, menyanyi dan diiringi tabuhan kendang. Mereka juga mencaci-maki ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di makam-makam tersebut. Hanya neraka sahaja yang layak bagi penjahat-penjahat seperti mereka ini! Pada tahun 1813 M, Haramain dirampas kembali oleh Sultan Mahmud 2, raja Kerajaan Usmaniah di ketika itu. Ajaran wahabi terpaksa berundur, namun mereka tidak berputus asa, Hijaz masih di bawah kuasa mereka. Pada kurun 20, Kerajaan Bani Saud kembali menjajah Mekah dan Madinah, juga Jeddah. Kesempatan diambil setelah kelemahan Empayar Usmaniah yang seterusnya lenyap di atas muka bumi. Semenjak itu, fahaman wahabi semakin berkembang pesat ke seluruh dunia. Wahabi yang dibelakangnya adalah barat, telah bekalkan kemudahan, untuk tersebar luasnya ajaran mereka ini. Maka sejak inilah umat Islam dilihat hina oleh pandangan dunia, kerana ajaran wahabi melahirkan masyarakat yang ekstrim, mudah emosi, pemarah, melenting, pro-militan, tidak lagi berakhlak dan lebih dahsyat lagi, telah terputus umat Islam dengan Nabinya kerana amalan-amalan yang menghubungkan hati umat Islam dengan Nabinya telah disesatkan dan dipadam.
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 10:54PM  

    islam fatwa - Social Mention
     
     
     
    ASAL USUL WAHABI. Yahudi sememangnya sangat diketahui dengan perangai jahatnya, memecahbelahkan manusia; dengan mebuat fahaman-fahaman yang merosakkan akidah umat Islam mahupun yang bukan Islam. Mereka mencatur dan mengatur umat Islam sesuka hati, membuatkan umat Islam terputus hubungan dengan Nabi mereka S.A.W. British, salah satu cabang atau didikan yahudi, adalah pembohong dan penipu besar. Konsep devide and rule adalah trademark mereka. Seperti yang dilakukan di Kepulauan Tanah Melayu, anak-anak yahudi ini berpakat sesama mereka dan menjajah dan memerintah di kawasan jajahan mereka. Tujuan yang sebenar adalah hendak menutup atau menyekat kemaraan Islam yang ketika itu pesat berkembang. Di Timur Tengah juga tidak terkecuali. Yahudi melalui anak-anaknya ini berperanan dengan cukup licik. Untuk merampas Haramain dari Empayar Usmaniah, memakan masa 300 tahun, pelbagai cara sudah mereka gunakan. Ahlul Bait dibunuh dan dihalau, diseksa sesuka hati; begitu sekali dendam kepada Rasulullah S.A.W. Yahudi melahirkan ajaran atau fahaman atau mazhab yang sesat, seperti Bahai, Syiah, dan Wahabi. Dalam ajaran-ajaran rekaan yahudi ini pun ada cabang-cabangnya lagi. Wahabi adalah rekaan ciptaan yahudi di Bumi Hijaz, yang kini namanya adalah Saudi. Hasil ajaran wahabi melahirkan umat Islam yang jumud, keras, kasar, dan biadab terhadap agama, lebih-lebih lagi terhadap Rasul. Ketika wahabi melalui kerajaan Bani Saud mendapatkan Haramain, ramai Ahli Sunnah yang telah dibunuh oleh mereka. Menurut cerita kawan Abuya, Syeikh Dr. Abdul Salam Al-Harras, ketika peristiwa itu berlaku, usianya baru 10 tahun. Dia dibawa lari oleh ayahnya. Katanya, mereka terpaksa melalui celahan mayat-mayat yang bergelimpangan, yang kebanyakan mereka adalah Ahlul Bait! Antara yang terkorban ialah Mufti Mekah ketika itu, Syeikh Abdullah Az-Zawawi. Wahabi menuduh umat Islam, khususnya Ahli Sunnah, sebagai sesat, bidaah, kafir, musyrik, dan diperangi serta dibunuh. Bagi kerajaan Saudi, negara Maghribi adalah negara taghut (sesat) kerana mengamalkan amalan khurafat; sedangkan di Maghribi terdapat banyak tariqat dan zawiyah yang masih menjaga nilai murni Islam. Begitulah wahabi, orang lain sesat dia sahaja yang betul, sedangkan mereka menghancurkan makam-makam para sahabat di Bumi Hijaz ini. Di belakang mereka adalah yahudi, yang membekalkan senjata kepada kerajaan wahabi ini. Diceritakan lagi oleh ahli-ahli madinah kepada kami di sini, ketika Bani Saud mengganas di Madinah, beberapa tahun jalan-jalan di Madinah seperti sungai berdarah, betapa ramainya umat Islam yang dibunuh! Sayyid Ahmad Dahlan, Mufti Kerajaan Usmaniah terakhir di Mekah, dalam kitab-kitabnya banyak menulis tentang kejahatan wahabi. Antara kitab-kitabnya, Fitnah Wahabiah, Daulah Usmaniah, dan Khulasah Kalam. Dia adalah saksi yang mencatat kejahatan wahabi dan Bani Saud merampas Kota Suci umat Islam ini. Terdapat juga kitab yang membongkar kejahatan yahudi melalui wahabi ini oleh Habib Munzir Al-Musawa, Sejarah Wahabi. Nama Wahabi ini diambil dari nama pengasasnya, Muhammad bin Abdul Wahab yang lahir di Najad tahun 1111 H / 1699 M. Dia sememangnya telah rosak pemikirannya sejak kecil lagi, bukan oleh siapa-siapa tetapi kerana banyak mengakal-akalkan agama Islam. Hingga dia ditentang oleh bapanya dan keluarganya sendiri, kerana banyak pertikaikan hal-hal beragama, terutamanya dalam soal yang berkaitan nabi S.A.W. Dia dilahirkan dalam keluarga Sunni bermazhab Hanbali. Ayahnya adalah seorang Syeikh Sunni, iaitu Syeikh Abdul Wahab Attamimi. Abangnya juga adalah ulama besar dalam mazhab Hanbali. Namun itu tidak cukup kuat untuk menyelamatkan dia daripada kesesatan. Dia banyak pertikaikan hal-hal bertawasul, sambutan Maulid Nabi, tahlil, berdoa, menziarahi kubur, dan banyak lagi. Ini dapat disedari keluarganya dan kawan-kawannya, hinggakan bapanya meminta agar anaknya dijauhi kerana fahamannya cukup merbahaya, dan dia mendapat rasa hati atau firasat bahawa anaknya akan membawa kesesatan kepada Islam. Akhirnya dia dibuang oleh keluarganya kerana kesesatannya tidak boleh dibendung lagi. Kemudian dia membawa diri dan merantau membawa fahaman rekaan akalnya. Dalam perjalanannya, dia bertemu dengan yahudi yang berhajat merosakkan Islam, Hampher namanya. Hampher adalah inteligen British di Timur Tengah. Dia berpakat dengan Ibnu Wahab ini dan berjanji membantu menyebarkan ajarannya jika membantu British di Hijaz. Maka bermulalah rancangan jahat yahudi ini dan berjalanlah ianya dengan lancar kerana adanya duri dalam daging seperti pengasas wahabi ini. Dia telah dijadikan yahudi sebagai sebahagian dalam program merosakkan Islam, selain rancangan yahudi melalui Syiah dan lain-lain. Akhirnya dia termasuk dalam rancangan yahudi melalui Bani Saud untuk merampas Bumi Hijaz, khususnya Haramain. Yahudi menjadikan Bani Saud sebagai kerajaannya dan Wahabi sebagai fahamannya. Kesesatan Wahabi sangat ditentang oleh umat Islam di masa itu, yang kebanyakannya masih berpegang kepada Ahli Sunnah Wal Jamaah. Bahkan abang Ibnu Wahab, Syeikh Sulaiman juga telah menulis buku sebagai membantah kejahatannya yang bertajuk 'Sawa'iq Ilahiah Fi Raddi 'Ala Wahabiah'. Gurunya juga turut menulis surat kepadanya supaya menarik balik kata-katanya dalam mengkafirkan umat Islam yang bertawasul, menziarahi kubur, bertahlil, menyambut Maulid Nabi, dan lain-lain amalan tariqat dalam Ahli Sunnah Wal Jamaah. "Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia bebas terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu (Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan) dan Kami masukkan ia ke dalam jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali" An-Nisa 115 Akibat tercabutnya hidayah darinya, semua golongan Ahli Sunnah telah dikafirkannya, termasuklah keluarganya dan guru-gurunya. Dia cukup bebas menyebarkan ajarannya, kerana disokong oleh British dan Bani Saud ini. Yahudi menggunakan bonekanya untuk meluaskan ajaran dan fahaman yang rosak ini. Bagi umat Islam yang lemah dan kuat jiwa agamanya, fahaman ini bersesuaian dengan jiwa mereka. Sebab itulah fahaman wahabi ini juga digelar fahaman muda. Dia akhirnya berkahwin dengan anak perempuan kepada pengasas Kerajaan Saudi, iaitu Muhammad bin Saud. Maka berkembanglah lagi ajaran yahudi ini ke Bumi Hijaz, kerana ketika itu Kerajaan Saud sudah menguasai Hijaz kecuali Mekahh dan Madinah. Dia membuat fatwa bahawa orang Islam telah syirik setelah zaman Salafussoleh, iaitu selepas 3 kurun selepas zaman kenabian. Jadi dia membenarkan umat Islam dibunuh kerana baginya mereka tidak Islam lagi dan Syurga sebagai ganjarannya. Bani Saud yang menjadi pelaksana, ibaratnya bertemu dengan pasangan yang sama selera dengannya. Maka kejahatan mereka semakin berleluasa. Dia sepertinya semakin gilakan nama dan kuasa. Dia tidak mendakwa dirinya nabi secara terangan, namun bagi yang mahu mengikutinya mesti mengucapkan syahadah semula depannya dan membenarkan bahawa sebelum syahadah di depannya, mereka sebelum itu tidak Islam. Dia juga meminta supaya mereka mengaku bahawa sebelum itu mereka tidak Islam dan ibu bapa mereka tergolong dalam golongan kafir. Dia juga mewajibkan kepada pengikutnya bahawa ulama-ulama sebelumnya adalah mati kafir. Jika ada yang tidak menurutinya, maka akan dibunuh serta merta. Hakikatnya dia mahu mengaku dirinya adalah nabi! Dia juga berlagak seperti nabi di hadapan pengikutnya, bahkan menghina Nabi S.A.W. dan menggalakkan pengikut-pengikutnya menghina baginda S.A.W. Mereka mengejek-ngejek Nabi S.A.W. dengan mengatakan baginda sudah mati dan tidak boleh buat apa-apa dan tidak membei manfaat. Sudah jelas, dia berlagak nabi di depan pengikutya. Nerakalah tempat selayaknya bagi penghina-penghina Nabi S.A.W. Pada 1802, setelah mendapatkan ramai pengikut yang berfahaman wahabi, penganut ajaran wahabi menyerang Karbala, Iraq. Di sana terletak tempat dikebumikan jasad cucu Nabi Muhammad S.A.W., S. Husein R.A. Mereka menganggap bahawa tempat itu adalah membawa kerosakan, kesesatan dan maksiat serta menyekutukan Allah. Tak lama kemudian, mereka menyerang Madinah, menghancurkan kubah yang ada di atas kuburan di Jannah Baqi', meratakan tanda-tanda yang ada di Hujrah Nabi S.A.W. (Makam Nabi). Pada 1806 M, mereka menceroboh Mekah dan merosakkan Kiswah (Kelambu Kaabah). Kemudian memusnahkan puluhan makam di Jannah Ma'ala, termasuk makam tempat kelahiran Nabi S.A.W., tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar R.A. dan Sayyidina Ali K.W., juga makam Siti Khadijah R.A., serta masjid Abdullah bin Abbas R.A. Mereka menghancurkan masjid-masjid, makam-makam, dan tempat-tempat sejarah sambil bersorak-sorai, menyanyi dan diiringi tabuhan kendang. Mereka juga mencaci-maki ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di makam-makam tersebut. Hanya neraka sahaja yang layak bagi penjahat-penjahat seperti mereka ini! Pada tahun 1813 M, Haramain dirampas kembali oleh Sultan Mahmud 2, raja Kerajaan Usmaniah di ketika itu. Ajaran wahabi terpaksa berundur, namun mereka tidak berputus asa, Hijaz masih di bawah kuasa mereka. Pada kurun 20, Kerajaan Bani Saud kembali menjajah Mekah dan Madinah, juga Jeddah. Kesempatan diambil setelah kelemahan Empayar Usmaniah yang seterusnya lenyap di atas muka bumi. Semenjak itu, fahaman wahabi semakin berkembang pesat ke seluruh dunia. Wahabi yang dibelakangnya adalah barat, telah bekalkan kemudahan, untuk tersebar luasnya ajaran mereka ini. Maka sejak inilah umat Islam dilihat hina oleh pandangan dunia, kerana ajaran wahabi melahirkan masyarakat yang ekstrim, mudah emosi, pemarah, melenting, pro-militan, tidak lagi berakhlak dan lebih dahsyat lagi, telah terputus umat Islam dengan Nabinya kerana amalan-amalan yang menghubungkan hati umat Islam dengan Nabinya telah disesatkan dan dipadam.
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100000260979103&v=wall&story_fbid=690108374341189
    Nov 20th 2013, 21:34
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/1LPkFx

     

    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 22 06:24AM  

    Legst du dich mit Türken an , Simdiden Allah rahmet eylesin.s Facebook-Pinnwand
     
    Legst du dich mit Türken an , Simdiden Allah rahmet eylesin.s Facebook-Pinnwand
     
    Dieses Gefuehl wenn du aufstehen musst und du aber noch totmuede bist. :$
    Bin i...
    http://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=363661750444684&id=216850991792428
    Nov 22nd 2013, 06:07
     
    Dieses Gefuehl wenn du aufstehen musst und du aber noch totmuede bist. :$
    Bin ich die einzige der es so geht ? 󾌰

    Esra.
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/Kv8gzH

     

 helfen in not - Social Mention: Spendenmöglichkeiten - Liste ========================= - ÄRZTE OHNE GRENZEN: Die internationale medizinische Hilfsorganisation ist derzeit mit rund 230 Mitarbeitern in insgesamt drei Krankenhäusern im Norden des Landes im Einsatz. In den Kliniken, die in Gegenden liegen, die von Oppositionsgruppen kontrolliert werden, bieten die Teams vor allem notärztliche und chirurgische Behandlungen an. http://www.aerzte-ohne-grenzen.de/informieren/einsatzlaender/asien/syrien/index.html - GRÜNHELME: "Das syrische Volk ist das Verlassenste der Erde." Rupert Neudeck, Gründer der Hilfsorganisationen Cap Anamur und Grünhelme, im ZDF-Interview am 15.04.2013. http://www.gruenhelme.de/ - ORIENTHELFER e.V.: Der Münchner Kabarettist Christian Springer unterstützt von Beginn an die syrischen Flüchtlinge im Libanon und in Jordanien, aber auch in grenznahen Gebieten Syriens. http://www.orienthelfer.de - MEDICO INTERNATIONAL: medico international unterstützt die Medical Commission of Syrian Revolution (MCSR) bei der medizinischen Nothilfe für Opfer staatlicher Repression in Syrien. http://www.medico.de/projekte/syrien/ - DEUTSCH-SYRISCHER VEREIN: Der Deutsch-Syrische Verein zur Förderung der Freiheiten und Menschenrechte e.V. entstand 2011 aus dem Willen heraus, die Menschen in Syrien in ihrem Einsatz für Freiheit und Demokratie zu unterstützen. Aktuelle Projekte: http://ds-verein.org/ - BARADA Syrienhilfe e.V.: Der Hofer Internist Dr. Marwan Khoury hat den Verein "Barada" gegründet. Der unterstützt mit Geld, Medikamenten und Kleidung die Menschen in den Flüchtlingslagern Syriens. https://www.facebook.com/BaradaSyrienhilfe - SYRIENHILFE e.V.: Um den Opfern des Konfliktes in Syrien persönlich und unmittelbar helfen zu können, hat sich eine Gruppe von Ärzten, Ingenieuren, Archäologen, Lehrern und Künstlern entschieden, den gemeinnützigen Verein "Syrienhilfe e.V." zu gründen. http://www.syrienhilfe.org/ - Life4Syria: Syrische und europäische Freiwillige engagieren sich in diesem Verein, in Frankreich registriert, und leisten zuverlässig und effektiv humanitäre Hilfe in Syrien. Verwundete und Binnenvertriebene werden dort versorgt, wo andere Organisationen nicht hinkommen. http://life4syria.wordpress.com/ - ADOPT A REVOLUTION: Diese Organisation unterstützt seit Beginn der Proteste vor allem die Arbeit der Aktivisten in den lokalen Koordinationskomitees in ganz Syrien, die sich dem Aufbau zivilstaatlicher Strukturen widmen. https://www.adoptrevolution.org/ - AKTIONSBÜNDNIS Freies Syrien e.V.: Diese Gruppe, jetzt eingetragener Verein in Darmstadt, besteht seit Beginn der Revolution. Arbeitete zunächst über Facebook und Twitter, unterstützte bereits eingetragene Vereine mit verschiedenen Projekten. Als selbständiger Verein organisierte er bereits Hilfskonvois mit voll beladenen Krankenwagen. Aktuelle Projekte: http://af-syrien.de/
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 10:53PM  

    helfen in not - Social Mention
     
     
     
    Spendenmöglichkeiten - Liste ========================= - ÄRZTE OHNE GRENZEN: Die internationale medizinische Hilfsorganisation ist derzeit mit rund 230 Mitarbeitern in insgesamt drei Krankenhäusern im Norden des Landes im Einsatz. In den Kliniken, die in Gegenden liegen, die von Oppositionsgruppen kontrolliert werden, bieten die Teams vor allem notärztliche und chirurgische Behandlungen an. http://www.aerzte-ohne-grenzen.de/informieren/einsatzlaender/asien/syrien/index.html - GRÜNHELME: "Das syrische Volk ist das Verlassenste der Erde." Rupert Neudeck, Gründer der Hilfsorganisationen Cap Anamur und Grünhelme, im ZDF-Interview am 15.04.2013. http://www.gruenhelme.de/ - ORIENTHELFER e.V.: Der Münchner Kabarettist Christian Springer unterstützt von Beginn an die syrischen Flüchtlinge im Libanon und in Jordanien, aber auch in grenznahen Gebieten Syriens. http://www.orienthelfer.de - MEDICO INTERNATIONAL: medico international unterstützt die Medical Commission of Syrian Revolution (MCSR) bei der medizinischen Nothilfe für Opfer staatlicher Repression in Syrien. http://www.medico.de/projekte/syrien/ - DEUTSCH-SYRISCHER VEREIN: Der Deutsch-Syrische Verein zur Förderung der Freiheiten und Menschenrechte e.V. entstand 2011 aus dem Willen heraus, die Menschen in Syrien in ihrem Einsatz für Freiheit und Demokratie zu unterstützen. Aktuelle Projekte: http://ds-verein.org/ - BARADA Syrienhilfe e.V.: Der Hofer Internist Dr. Marwan Khoury hat den Verein "Barada" gegründet. Der unterstützt mit Geld, Medikamenten und Kleidung die Menschen in den Flüchtlingslagern Syriens. https://www.facebook.com/BaradaSyrienhilfe - SYRIENHILFE e.V.: Um den Opfern des Konfliktes in Syrien persönlich und unmittelbar helfen zu können, hat sich eine Gruppe von Ärzten, Ingenieuren, Archäologen, Lehrern und Künstlern entschieden, den gemeinnützigen Verein "Syrienhilfe e.V." zu gründen. http://www.syrienhilfe.org/ - Life4Syria: Syrische und europäische Freiwillige engagieren sich in diesem Verein, in Frankreich registriert, und leisten zuverlässig und effektiv humanitäre Hilfe in Syrien. Verwundete und Binnenvertriebene werden dort versorgt, wo andere Organisationen nicht hinkommen. http://life4syria.wordpress.com/ - ADOPT A REVOLUTION: Diese Organisation unterstützt seit Beginn der Proteste vor allem die Arbeit der Aktivisten in den lokalen Koordinationskomitees in ganz Syrien, die sich dem Aufbau zivilstaatlicher Strukturen widmen. https://www.adoptrevolution.org/ - AKTIONSBÜNDNIS Freies Syrien e.V.: Diese Gruppe, jetzt eingetragener Verein in Darmstadt, besteht seit Beginn der Revolution. Arbeitete zunächst über Facebook und Twitter, unterstützte bereits eingetragene Vereine mit verschiedenen Projekten. Als selbständiger Verein organisierte er bereits Hilfskonvois mit voll beladenen Krankenwagen. Aktuelle Projekte: http://af-syrien.de/
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=145013668895806&v=wall&story_fbid=618578314872670
    Nov 20th 2013, 22:12
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/qm62CB

     

 islamist - Social Mention: UK When will we acknowledge that asylum seekers are human beings? Isa Muazu is dying on hunger strike. A court's ruling that he must stay in custody is part of a grotesque, hardening political approach Isa Muazu is 45 years old. The youngest of three boys, with one younger sister, he is softly spoken and polite, and suffers from mental health problems. In July 2007, Muazu fled from his native Nigeria to the UK because he feared that members of Boko Haram, a hardline Islamist group, would kill him. He says they have already killed several members of his family. Muazu is now being held in Harmondsworth removal centre, an immigration detention centre, and has been on hunger strike for nearly three months. He has lost vision in both eyes, is suffering from chest pain and shortness of breath, and is too weak to sit up unaided. In the next few days, it is likely that he will die on a mattress on the floor, surrounded only by private security staff. Shortly before writing this article, I spoke to him. "I am struggling, I am scared," he said. "I have never committed any crimes; nothing like this has ever happened to me before." How is it that a vulnerable man who came here in fear of his life has ended up in these most terrible of circumstances? I would like to say it was an aberration; that he just slipped through the cracks. The truth is Muazu's fate is a banal and grotesque inevitability of an ever-tougher government policy towards immigrants and asylum seekers. The move to keep him in custody, even though it may result in his death, is part and parcel of a hardening of ministers towards people in Muazu's situation – an entrenching of the suspicion that people who undertake extreme acts such as a hunger strike are simply trying to worm their way into British citizenship. Yesterday the high court ruled that the home secretary, Theresa May, was not holding Muazu unlawfully. The judge who granted the case at the high court prefaced it with the remarks: "It is important to appreciate that those who use a hunger strike to manipulate their position will not succeed in doing so provided they have mental capacity." Muazu was very clear with me that the judgment will have no effect upon his hunger strike. How can a man who would rather die than return to his native country be gaming the system? Muazu came to the UK in 2007 on a valid visa. Once his visa expired he overstayed because he was too afraid to return to Nigeria. In 2011 he applied for leave to remain in the UK but was refused. In July of this year he claimed asylum seeking to remain in Britain and remain safe. He was immediately detained – on the same day he claimed asylum, which was refused after a few days. This is standard procedure in the government's "fast track" system of assessing asylum claims. According to a 2013 briefing paper by Detention Action, 99% of people on "fast track" asylum applications are refused. Applicants are granted a solicitor, but more than 60% are dropped by their solicitors after the initial refusal and are then forced to navigate the immigration appeal system alone. Often there is no time for applicants to get evidence from their home country because they are only given three days to appeal the first decision. Muazu initially stopped eating because Harmondsworth removal centre couldn't accommodate his health problems, including hepatitis B, kidney problems and stomach ulcers. Since then, he has continued his strike in protest at the inhumane way he and other asylum seekers are treated. For the detention of people like Muazu is fast becoming not the exception, but the rule in this country. We are one of the few countries in the world to have no time limit on the length of detention of asylum seekers. If the immigration bill unveiled last month is passed, immigration checks will be carried out before anyone can open a new bank account, be issued with a driving licence or access routine health treatment. After an experiment by the government to drive vans that instruct undocumented migrants to "go home", around racially mixed communities, it is difficult not to see a pattern of criminalising an entire demographic of people – a demographic whom the British authorities appear to view as naturally duplicitous and grasping. Immigration has always been a thorny issue politically, and successive governments have ratcheted up the tensions in order to win easy points from the electorate. Now we seem to be in a position where any public figure who says something in defence of immigrants is accused of failing to understand the concerns of ordinary people, concerns that were preyed upon and magnified by politicians in the first place. And with former Labour politicians such as Jack Straw confirming the worst by apologising for his own government's immigration policies, it is likely to become ever more politically difficult for future governments to change existing practices. But where does that leave people like Muazu? When can we acknowledge that immigrants and asylum seekers are human beings who deserve some measure of safety – some quality of life? There has to be some point at which these policies give way to compassion and civility. There needs to be lines drawn in the sand in order to protect human life, regardless of the political noise going on in the background. But there isn't – clearly there isn't; because Muazu's line came and went a long time ago. http://www.theguardian.com/commentisfree/2013/nov/20/asylum-seeker-human-beings-dying-muazu-hunger-strike
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 20 09:49PM  

    islamist - Social Mention
     
     
     
    UK When will we acknowledge that asylum seekers are human beings? Isa Muazu is dying on hunger strike. A court's ruling that he must stay in custody is part of a grotesque, hardening political approach Isa Muazu is 45 years old. The youngest of three boys, with one younger sister, he is softly spoken and polite, and suffers from mental health problems. In July 2007, Muazu fled from his native Nigeria to the UK because he feared that members of Boko Haram, a hardline Islamist group, would kill him. He says they have already killed several members of his family. Muazu is now being held in Harmondsworth removal centre, an immigration detention centre, and has been on hunger strike for nearly three months. He has lost vision in both eyes, is suffering from chest pain and shortness of breath, and is too weak to sit up unaided. In the next few days, it is likely that he will die on a mattress on the floor, surrounded only by private security staff. Shortly before writing this article, I spoke to him. "I am struggling, I am scared," he said. "I have never committed any crimes; nothing like this has ever happened to me before." How is it that a vulnerable man who came here in fear of his life has ended up in these most terrible of circumstances? I would like to say it was an aberration; that he just slipped through the cracks. The truth is Muazu's fate is a banal and grotesque inevitability of an ever-tougher government policy towards immigrants and asylum seekers. The move to keep him in custody, even though it may result in his death, is part and parcel of a hardening of ministers towards people in Muazu's situation – an entrenching of the suspicion that people who undertake extreme acts such as a hunger strike are simply trying to worm their way into British citizenship. Yesterday the high court ruled that the home secretary, Theresa May, was not holding Muazu unlawfully. The judge who granted the case at the high court prefaced it with the remarks: "It is important to appreciate that those who use a hunger strike to manipulate their position will not succeed in doing so provided they have mental capacity." Muazu was very clear with me that the judgment will have no effect upon his hunger strike. How can a man who would rather die than return to his native country be gaming the system? Muazu came to the UK in 2007 on a valid visa. Once his visa expired he overstayed because he was too afraid to return to Nigeria. In 2011 he applied for leave to remain in the UK but was refused. In July of this year he claimed asylum seeking to remain in Britain and remain safe. He was immediately detained – on the same day he claimed asylum, which was refused after a few days. This is standard procedure in the government's "fast track" system of assessing asylum claims. According to a 2013 briefing paper by Detention Action, 99% of people on "fast track" asylum applications are refused. Applicants are granted a solicitor, but more than 60% are dropped by their solicitors after the initial refusal and are then forced to navigate the immigration appeal system alone. Often there is no time for applicants to get evidence from their home country because they are only given three days to appeal the first decision. Muazu initially stopped eating because Harmondsworth removal centre couldn't accommodate his health problems, including hepatitis B, kidney problems and stomach ulcers. Since then, he has continued his strike in protest at the inhumane way he and other asylum seekers are treated. For the detention of people like Muazu is fast becoming not the exception, but the rule in this country. We are one of the few countries in the world to have no time limit on the length of detention of asylum seekers. If the immigration bill unveiled last month is passed, immigration checks will be carried out before anyone can open a new bank account, be issued with a driving licence or access routine health treatment. After an experiment by the government to drive vans that instruct undocumented migrants to "go home", around racially mixed communities, it is difficult not to see a pattern of criminalising an entire demographic of people – a demographic whom the British authorities appear to view as naturally duplicitous and grasping. Immigration has always been a thorny issue politically, and successive governments have ratcheted up the tensions in order to win easy points from the electorate. Now we seem to be in a position where any public figure who says something in defence of immigrants is accused of failing to understand the concerns of ordinary people, concerns that were preyed upon and magnified by politicians in the first place. And with former Labour politicians such as Jack Straw confirming the worst by apologising for his own government's immigration policies, it is likely to become ever more politically difficult for future governments to change existing practices. But where does that leave people like Muazu? When can we acknowledge that immigrants and asylum seekers are human beings who deserve some measure of safety – some quality of life? There has to be some point at which these policies give way to compassion and civility. There needs to be lines drawn in the sand in order to protect human life, regardless of the political noise going on in the background. But there isn't – clearly there isn't; because Muazu's line came and went a long time ago. http://www.theguardian.com/commentisfree/2013/nov/20/asylum-seeker-human-beings-dying-muazu-hunger-strike
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=115599051788795&v=wall&story_fbid=759459914069369
    Nov 20th 2013, 21:42
     
    Ellie Mae O'Hagan: Isa Muazu is dying on hunger strike. A court's ruling that he must stay in custody is part of a grotesque, hardening political approach
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/HCr91T

     

 jihad - Social Mention: SELAMAT JALAN ANAKKU doa kami selalu untukmu dan negeri berkah yang engkau tinggalkan. Ketika malam itu media menyiarkan derita kalian. Hatiku remuk oleh mimik wajah kalian yang panik.. Jiwaku berontak oleh luka dan porak poranda rumah kalian.. Bertahun tahun silih berganti penderitaan kalian. Bertahun tahun kafir zionis mengusik tanah berkah kalian. Bertahun tahun kafir zionis meneror waktu waktu kalian.. Tak kupungkiri kegagahan kalian nak.. Tak kunafikan keberanian kalian.. Lengking suara dan laju kaki kaki kecil kalian menghindari peluru tentara dajjal.. Membuat aku iri dan malu.. Iri akan manisnya jihad dan malu akan kekuranganku tak ada disisi kalian sekedar meneriakan takbir.. Anakku.. Kini kalian terbaring tenang.. Tak bergerak dengan luka menganga.. Indahnya syahid menghiasi akhir derita kalian.. Tidurlah nak.. Allah lebih mencintai kalian disisinya. Kini tak ada lagi derita dalam penantian panjang nan indah.. Tidurlah nak.. Jangan cemaskan apa yang kalian tinggalkan. Takbir kami ayah ayahmu.. Takbir kami ibu ibumu.. Takbir kami kakak kakakmu.. Akan terus bergema.. Dan pertolongan allah telah dekat.. dibumi palestina.. "saudaraku,, mohon doa untuk para mujahidin yang gagah berjuang sampai detik ini,melawan ankara kedzaliman kafir dunia"
    Blogtrottr <busybee@blogtrottr.com> Nov 19 06:51PM  

    jihad - Social Mention
     
     
     
    SELAMAT JALAN ANAKKU doa kami selalu untukmu dan negeri berkah yang engkau tinggalkan. Ketika malam itu media menyiarkan derita kalian. Hatiku remuk oleh mimik wajah kalian yang panik.. Jiwaku berontak oleh luka dan porak poranda rumah kalian.. Bertahun tahun silih berganti penderitaan kalian. Bertahun tahun kafir zionis mengusik tanah berkah kalian. Bertahun tahun kafir zionis meneror waktu waktu kalian.. Tak kupungkiri kegagahan kalian nak.. Tak kunafikan keberanian kalian.. Lengking suara dan laju kaki kaki kecil kalian menghindari peluru tentara dajjal.. Membuat aku iri dan malu.. Iri akan manisnya jihad dan malu akan kekuranganku tak ada disisi kalian sekedar meneriakan takbir.. Anakku.. Kini kalian terbaring tenang.. Tak bergerak dengan luka menganga.. Indahnya syahid menghiasi akhir derita kalian.. Tidurlah nak.. Allah lebih mencintai kalian disisinya. Kini tak ada lagi derita dalam penantian panjang nan indah.. Tidurlah nak.. Jangan cemaskan apa yang kalian tinggalkan. Takbir kami ayah ayahmu.. Takbir kami ibu ibumu.. Takbir kami kakak kakakmu.. Akan terus bergema.. Dan pertolongan allah telah dekat.. dibumi palestina.. "saudaraku,, mohon doa untuk para mujahidin yang gagah berjuang sampai detik ini,melawan ankara kedzaliman kafir dunia"
    http://www.facebook.com/permalink.php?id=100001687033450&v=wall&story_fbid=601209503278612
    Nov 19th 2013, 18:40
     
     
     
     
     
    You are receiving this email because you subscribed to this feed at https://blogtrottr.com
     
    If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe here:
    https://blogtrottr.com/unsubscribe/gt/knvV6y

     

--
Sie erhalten diese Nachricht, weil Sie Mitglied der Google Groups-Gruppe "News2" sind.
Um Ihr Abonnement für diese Gruppe zu beenden und keine E-Mails mehr von dieser Gruppe zu erhalten, senden Sie eine Email an 76j4725235b235b891248jv1+unsubscribe@googlegroups.com.
Weitere Optionen: https://groups.google.com/groups/opt_out